Kisah Menyapih Laras

   Alhamdulillah udah 3 bulan Laras berhasil di sapih. Awalnya saya sempat berfikir akan membebaskan Laras menyusui sesuka hati, sampai umur berapapun. Kalau dia udah bosan, dia boleh stop sendiri menyusui. Yaa itu sih maunya saya. Tapi ternyata keadaan gaa memungkinkan. Sejak umur 7 atau 8 bulan Laras hanya mah menyusu di sebelah payudara saya saja, sebelah kiri. Saya juga gaa tau sebabnya apa. Setiap diganti ke kanan dia pasti marah dan menangis. Setelah umur 1 tahun dan bisa berkomunikasi 2 arah, akhirnya saya dapat jawaban langsung kenapa dia gaa mau menyusui di kanan. Kalau pengakuan dia sih "gaa enak"! Hahaha. Ya ya.. saya tau itu cuma akal-akalan dia aja. Dibeberapa literasi yang saya baca, salah satu penyebabnya adalah rada nyaman. Untuk seukuran toddler terutama, menyusui bukan lagi untuj memenuhi gizi harian tapi lebih ke-mencari rasa nyaman. Si anak ingin membuktikan apa seiring bertambahanya umur dia, si ibu tetap sayang sama dia? Dengan tetap menyusui berarti si ibu masih menyayangi dia. Haha sangat naif dan lucu yaa. Seperti itulah pola berfikir anak yang simple dan polos.

     Karena posisi menyusui yang seperti itu membuat badan saya sering sakit-sakitan akibat salah tidur, istilahnya. Bayangkan harus menyusui berjam-jam dengan posisi tidur di satu arah saja. Belum lagi hobi ngempeng putingnya. Puting payudara saya lecet hingga berdarah dan susah sembuhnya karena terus-terusan dihisap setiap saat. Menyiksa sekali.

    Akhirnya saya membulatkan tekad untuk menyapih Laras setelah dia ulang tahun ke 2. Setelah saya rundingkan dengan suami maka kita putuskan untuk menyapih Laras saat pulang kampung ke Pariaman. Qadarallah bulan November 2018 itu adiknya suami nikah. Jadi kami sekeluarga pulang kampung selama 3 minggu. Hmmm waktu yang cukup panjang untuk proses menyapih, saya fikir. 

 Awal-awal saya coba metode sounding. Tapi ternyata sangat menyiksa untuk Laras. Dia merasa sangat depresi karena gaa boleh mimik. Menangis dengan penuh drama. Hhhh.. lagi-lagi saya goyah untuk menyapih.

    Besoknya saya disuruh suami untuk mengoles pinang muda di puting payudara saya. Pinang muda rasanya pahit, siapa tau Laras jadi ogah mimik. Oke akhirnya saya oles. Tapi ternyata Laras malah doyan dan terus lanjut mimik. Aduh!

    Next lagi besoknya saya coba oles minyak telon. Berharap Laras terganggu dengan aroma dan rasa minyaknya. Aduuuh lagi-lagi dia tetap doyan dan tetap mimik dengan santai. Kemudian saya baru ingat! Pantas aja dia doyan minyak telon. Toh dulu waktu masih bayi dia suka banget ngemutin botol minyak telon,hahaha.

   Alhamdulillah ibu mertua saya sangat mendukung keputusan saya untuk menyapih Laras. Beliau menyarankan untuk mengoles puting payudara saya dengan daun empedu tanah. Bentuknya seperti tanaman liar biasa saja. Tapi saat saya coba petik sedikit ujung daunnya dan saya rasa di lidah saya, subahanaallah! Pahit sekali!! Pahitnya beda dari pinang muda. Pahitnya lengket ditenggorokan dan susah hilang. 

    Malamnya saya coba oleskan daun tadi ke puting saya. Laras mimik tanpa curiga. Dan benaaar dia langsung bereaksi dengan rasa pahit daun tersebut. Tapi kali ini reaksinya diluar dugaan, Laras muntah!!! Habis sudah makan malam sebakul yang dia makan, keluar jadi muntah. Tapi sukurnya dia jadi ogah mimik. Dia langsung geleng-geleng kepala saat saya coba tawari lagi untuk mimik. Jadilah malam itu Laras tidur tanpa mimik sampai pagi.

   Memang awal-awal menyapih pasti ada drama. Merengek dan menangis tesedu-sedu. Tapi alhamdulillah dramanya gaa lama. Cuma seminggu saja! Hebat.

   Karna dari awal sebelum Laras 2 tahun saya udah coba kurangi Laras mimik. Kadang tidur siang saya coba tanpa mimik. Atau tidur malam tanpa ngempeng puting. Dan yang paling sakral adalah waktu subuh. Laras pasti selalu minta mimik saat subuh. Lebih tepatnya mimik ngempeng puting. Itu bisa berlanjut sampai jam 9 pagi keatas. Kebayangkaaan gimana capeknya saya.

   Nah kebiasaan itu yang dari awal-awal akan menyapih mulai saya kurangi. Memang susah. Laras jadi sering nangis saat subuh. Tapi saya cuekin dan akhirnya dia tidur sendiri. Yaa emang harus super tega. Tega biar tegas sih. Karena kalau gaa tegas ya gaa bakal tercapai goals yang kita mau.

    Alhamdulillah saat ini sudah berbuah manis. Laras udah 109% bebas mimik. Kadang sering saya godain, saya tawarin mimik. Tapi dia cuma ketawa geli dan toel-toel mimik sambil bilang "mimik mimik mimik" tanpa ada niat mau ngempeng kayak dulu lagi.

 Sekedar tips dari saya untuk ibu yang berniat menyapih anaknya.
- kuatkan tekad dan bulatkan niat.
- pastikan anak sudah berusia cukup untuk disapih.
- cari dukungan. Dukungan suami paling penting. Jangan berjuang sendirian. Karna menyapih sama seperti awal menyusui, tekanan emosi ibu berat.
- mulai dengan perlahan. Jangan menyapih dengan tiba-tiba karna akan membuat anak stres dan pastinya ibu juga akan ikut stres.
- luangkan waktu. Waktu untuk diri sendiri adalah paling penting. Saat merasa tertekan atau down, coba break dulu dan jernihkan pikiran.
- mencoba metode "oles-oles" juga gaa dosa kok buk! Asal waktunya pas.
- beri jeda untuk menyapih. Misalnya awal mulai, stop mimik siang saja kemudian ganti malam saja. Begitu selanjutnya sampai anak terbiasa dan tercatat di memori anak bahwa dia sudah harus mengurangi kebiasaan mimik.
- berikan afirmasi positif ke anak. Coba katakan ke anak "kamu udah besar sayang.. udah mau 2 tahun. Kalau udah 2 tahun gaa boleh mimik lagi. Kalau gaa mimik boleh makan apa aja. Es krim, permen, coklat, susu, biskuit." Katakan setiap saat. Terutama saat mood anak sedang baik. Gunakan bahasa yang biasa ibu pakai saat komunikasi dengan anak.
- jangan goyah saat menghadapu cobaan. Peluk pak suami dan ajak shoping *eh kok*
- semangat dan banyak sabar. Proses ini sama sulitnya dengan mulai menyusui. Saat kita mulai menyusui pasti kita mulai dengan cinta, maka akhiri juga dengan cinta.

   Tiga bulan pasca menyapih Laras kondisi fisik saya alhamdulillah baik-baik saja. Awalnya saya mengira bakal kena radang lagi dibagian payudara saya karena skip menyusui begitu lama. Secara...saya pernah merasakan payudara saya nyeri luar biasa gara-gara gaa menyusui Laras selama 12 jam. Hmm lebih tepatnya Laras gaa mau mimik karena kami semua lagi ada acara di luar rumah dan Laras sedang menikmati masa-masa "bebas" berlari,bermain kesana kemari. Nyeri itu sukses bikin saya meriang dan menelan 2 biji paracetamol untuk bisa tidur malam. Dan baru benar-benar sembub setelah 3 hari. Piyuuuh..itu juga yang bikin saya maju mundur untuk menyapih Laras,hehe.

        Tapi syukurnya yang saya takutkan gaa terjadi. Heran juga sih, karena asi saya masih keluar saat saya coba perah dengan tangan. Berarti payudara saya masih produksi asi walaupun gaa banyak.

  Setelah saya cari tau ternyata memang butuh waktu untuk mengeringkan asi di payudara. Lamanya waktu tersebut bervariasi tergantung faktor fisik dan lingkungan si ibu. Ada yang butuh 6 bulan atau kurang, ada yang butuh 1 tahun bahkan lebih. Hmm well, akan saya nikmati proses asi mengering ini dengan bahagia.

     Untuk proses menyapih ini bisa saya katakan hampir 90% adalah berkat dukungan suami. Suami saya sangat sabar saat Laras mulai tantrum siang atau malam karena minta mimik. Suami saya juga banyak memberi waktu untuk saya. Menyerahkab segala keputusan kepada saya agar saya merasa nyaman. Alhamdulillah.... 

     Semoga para ibu yang berencana akan menyapih anaknya diberi banyak kekuatan dan kesabaran. Semoga cinta ibu dan ayah semakin besar agar bisa menyapih si kecil dengan cinta.  


Sumber: google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seberapa Care Kita Akan Kesehatan Organ Kewanitaan Kita?

Pengalaman bawa kucing pindah ke luar pulau

Laras dan Breath Holding Spells